Thursday, August 22, 2013

Meski Hanya Separuh

"Jangan biarkan semangatmu kendur, kecuali bila engkau siap terlambat.
Mentari tak kan berjalan mundur, namun langkahmu dapat dipercepat"

"Bila tak dapat kau raih seluruhnya, terimalah meski hanya separuhnya.
Selagi dapat kau gapai sebagiannya, tak patut kau abaikan semuanya".

"Mulailah harimu dg nama Tuhan, landasi karyamu dg keikhlasan.
Jauhkan diri dari banyak keluhan, semoga jerihmu beroleh balasan".

"Setebal apa pun awan berarak, tak dapat ia memadamkan sinar mentari.
Andai kakimu sulit bergerak, percayalah itu hanya mainan hari".
Image Source: rezapebrianhardika.wordpress.com
"Jangan lemah dan jangan lengah, jangan resah jangan gegabah,
Siapa berjuang tak mengenal lelah, bertabur anugerah berhias barokah"





Source: Thoriqohalfisbuqi alkufi

Cinta, Alasanku Menikah

ALASAN MENIKAH

Jika alasan sebuah pernikahan adalah karena mencari kepuasan nafsu belaka, Maka setiap pasangan akan sering bertengkar ketika kepuasan di kamar tidur sudah tidak lagi didapatkankan.

Jika alasan sebuah pernikahan adalah karena kekayaan,
Maka setia pasangan bakal bubar ketika salah satunya mengalami kebangkrutan.

Jika alasan sebuah pernikahan adalah karena kecantikan/ ketampanan fisik semata, Maka setiap pasangan bakal lari jika rambut mulai beruban dan muka sudah mulai keriput.

Jika alasan sebuah pernikahan adalah karena hanya ingin mendapatkan keturunan, Maka setiap pasangan akan mencari alasan untuk pergi jika buah hati (anak) tidak kunjung hadir dalam sebuah pernikahan.

Jika alasan sebuah pernikahan adalah karena kepribadian semata,
Maka setiap pasangan akan lari jika pasangannya berubah menjadi buruk tingkah lakunya.

Jika alasan sebuah pernikahan adalah hanya karena cinta,
Maka setiap pasangan akan dengan mudah jatuh cinta dan terpikat pada hal-hal yang lebih menarik baginya,
Image Source: marmalade7.com
Dan jika sebuah ikatan pernikahan adalah semata-mata diniatkan karena IBADAH kepada ALLAH SWT. Maka sesungguhnya ALLAH SWT bakal senatiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada semua pasangan.

Ketahuilah bahwa ALLAH SWT mencintai setiap hamba-NYA melebihi cinta seorang ibu kepada anaknya. Dan tiada balasan bagi pasangan yang demikian selain akan mendapatkan ridha dari-Nya, baik itu di dunia maupun di akhirat. Insya Allah.

Wallahu a'lam






Wednesday, August 21, 2013

Jomblo itu Menulis Puisi

Jomblo itu senang
Senang ngelihat orang lain putus, sedih ngeliat orang lain jadian.

Jomblo itu kenyang
Kenyang karena selalu makan hati, ditolak hampir setiap hari.

Jomblo itu Sepi
Sepi karena selalu sendiri, malem minggu ditemani obat nyamuk sama sabun mandi.

Jomblo itu miopi
Terlalu sering ngeliatin cewek yang ditaksir dari jarak jauh, nggak berani kenalan apalagi ngajak jalan.

Jomblo itu ke-pedean
Di lihatin cewek di jalan, ternyata karena resletingnya buka-bukaan.

Jomblo itu dikejar trantip.
Jalan sendirian, Dikira orang hilang.
Image Source: nyunyu.com

Jomblo itu nggak lulus ujian
Gimana mau lulus kalau dikertas ujian malah nulis puisi galau.

Jomblo itu pura-pura
Status di fb berpacaran padahal cuma akun buatan,

Jomblo itu heran
Ada cowok dengan muka kacau saja bisa pacaran.


Kasihan Kasihan Kasihan...
:D





Anda Bertanya, Jomblo Menjawab

Jika ada yang bilang 'tak laku-laku' karena tak memiliki pacar..
Maka jawablah :

"Lebih baik aku dibilang tak laku-laku, daripada hanya laku sekedar dijadikan pacar."

Jika ada yang bilang tak punya 'nostalgia dan kebanggaan' karena tak memiliki pacar.. Maka jawablah :

"Lebih baik aku dibilang tak punya kebanggaan, kalau hanya sekedar kebanggaan banyaknya koleksi mantan pacar."

Jika ada yang bilang 'rugi lho' kalau tak punya pacar..
Maka jawablah :

"Lebih baik aku menjaga kesucian diri dari pada hanya sekedar mencari kesenangan dan kepuasan diri."

Jika ada yang bilang nanti bisa 'menyesal' lho kalau tak berpacaran..
Maka jawablah :

"Lebih baik aku memikirkan cita- cita daripada hanya memikirkan hubungan cinta yang terlarang."

Image Source : 8tracks.com

Friday, August 16, 2013

Suami Nahkoda, Istri Mualim, Buah Hati Penumpang

Di dalam rumahtangga, ada COBAAN ada pula GODAAN.

COBAAN merupakan faktor eksternal. Dzat Mahaadikodrati memberi cobaan ini dalam rumah tangga sebagai faktor ujicoba kesetiaan atas mitsaqon gholidzo yang terikrar saat awal pernikahan. Ragam cobaan variatif: penyakit yang tak kunjung sembuh, fitnah yang mendera secara terus menerus, tragedi kehilangan buah hati, belum dikaruniai buah hati selama bertahun-tahun menikah, dlsb. Ada pula cobaan yang berasal dari "inner circle" keluarga. Yakni, tatkala salah seorang anggota keluarga mengancam keharmonisan rumahtangga dengan banyak cara.

Sedangkan GODAAN lebih pada aspek internal. Misalnya ketertarikan suami terhadap Tahta, Harta, dan Wanita. Atau sebaliknya bagi seorang istri. Godaan ini lebih bermain pada aspek pikiran/ psikologis dan nafsu. Jika tidak mampu mengontrol godaan ini, rumahtangga bisa hancur. Semua bisa kita kembalikan kepada Hati Nurani. Bagaimana mekanisme mendeteksi perbedaan antara bisikan NURANI dan NAFSU? NURANI menyuarakan KEBENARAN adapun NAFSU membisikkan PEMBENARAN.

Suami adalah nahkoda, istri adalah mualim (navigator), buah hati adalah penumpang. Bukankah karena hal ini, sebuah pernikahan dinamakan biduk alias bahtera? Jadi, butuh kerjasama dan kekompakan di antara suami istri agar bahtera berlayar tenang di lautan. Jika suami sebagai nahkoda tak mampu menghadapi empasan ombak ganas, istri sebagai navigator bisa memilih jalur yang bisa membawa bahtera bukan hanya ke tempat yang lebih aman, tetapi juga ke tempat yang lebih baik.
Image Source:djuni.wordpress.com/2013/04/24/kado-perkawinan-seni-mengarungi-bahtera-rumah-tangga/

Demikianlah, keduanya berpartisipasi dengan peran masing-masing sejak awal agar bahtera tak karam: mendayungnya dari lepas pantai, lalu mengendalikannya agar tak pecah menghantam karang di laut dangkal, kemudian menjaga stabilitas bahtera saat dihantam taufan atau badai di samudera. Semua pada proporsinya masing-masing. Suami sebagai PEMIMPIN, bukan ATASAN. Istri sebagai BELAHAN JIWA, bukan BAWAHAN. Karena itu, istri boleh saja tidak sependapat dengan ide suami dalam beberapa hal.

Pertengkaran adalah bumbu yang semakin mempersedap dinamika rumahtangga. Karena itu, agar pertengkaran tidak berlarut, jadilah yang PERTAMA dalam memaafkan, meski sesungguhnya posisi kita yang benar. Jika pertengkaran membuat pikiran kita kalut dan terbersit kata CERAI, pandanglah wajah buah hati tatkala dia sedang terlelap! Jika tidak memiliki efek di hati, tataplah kepolosan jiwa dalam bola matanya! Masihkah kita egois? Naudzubillah....

Baiklah, ada tips dari seorang guru bagaimana beliau menjaga keharmonisan rumahtangga. Nasehatnya, SHALAT BERJAMAAH bersama pasangan! Lebih romantis lagi jika tiga hari sekali, atau satu minggu sekali, terucap kalimat seperti ini:

Suami: Terimakasih telah mencintaiku. Terimakasih telah setia dan bersabar MENDAMPINGI-ku...

Istri: Terimakasih telah mencintaiku pula. Terimakasih telah bersabar MEMBIMBING-ku....
---
Semoga sahabat-sahabat yang "nJomblo" segera dipertemukan jodohnya oleh Allah, dan semoga sahabat-sahabat kita yang belum dikaruniai buah hati, lekas dikabulkan doanya oleh Allah. Bibarokatil fatihah.....





Source: Rijal Pakne Avisa

Sunday, August 11, 2013

Bintang Kecil di Langit

TINGKATAN MANUSIA VERSI ABU NAWAS

Suatu ketika ada tiga orang yang menanyakan kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaannya adalah: “Manakah yang lebih utama orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”

Orang pertama yang menanyakan hal itu dijawab oleh Abu Nawas: “Yang lebih utama adalah orang yang mengerjakan dosa kecil.”

“Mengapa?” tanya orang pertama.

“Sebab lebih mudah diampuni oleh Allah”, kata Abu Nawas.

Orang pertama ini puas, karena ia memang yakin akan hal itu.

Orang kedua menanyakan hal yang sama dan dijawab oleh Abu Nawas adalah: “Yang lebih utama adalah orang yang tidak mengerjakan kedua-duanya.”

“Mengapa begitu?” tanya orang kedua.

“Ya dengan begitu tentu tidak memerlukan pengampunan Allah”, kata Abu Nawas.

Orang kedua pun langsung dapat mencerna penjelasan Abu Nawas

Orang ketiga menanyakan hal yang sama dan dijawab oleh Abu Nawas: “Yang lebih utama adalah orang mengerjakan dosa besar.”

“Mengapa?” tanya orang ketiga.

“Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hambaNya itu”, jawab Abu Nawas.

Orang ketiga ini pun puas dengan penjelasan Abu Nawas.

Salah seorang murid Abu Nawas yang menyaksikan itu menjadi kebingungan, lantas menanyakannya kepada Abu Nawas: “Mengapa dengan pertanyaan yang sama menghasilkan jawaban berbeda wahai Tuan Guru?”

Jawab Abu Nawas: “Manusia itu dibagi menjadi tiga tingkatan; tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati. Seorang anak kecil melihat bintang di langit akan bilang bahwa bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan matanya. Sebaliknya seorang pandai akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia berpengetahuan dan menggunakan otaknya.”
Image Source: nadiamariana.blogspot.com

“Kemudian apa tingkatan hati?” tanya sang murid penasaran.

“Orang pandai yang melihat bintang di langit ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil walau ia tahu bintang itu besar. Karena ia tahu dan mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan Allah Yang Maha Besar”, Pungkas Abu Nawas menjelaskan.


Source: http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2013/08/tingkatan-manusia-versi-abu-nawas.html

Friday, August 9, 2013

Selamat Idul Fitri, Hati

Selamat idul fitri, wahai mata..
maafkanlah aku, selama ini kau hanya ku gunakan,
melihat kilau comberan.

Selamat idul fitri, wahai telinga..
maafkanlah aku, selama ini kau hanya ku sumpali,
rongsokan kata sumpah serapah nista.
Image Source: ibnuyusofaljufrie.blogspot.com

Selamat idul fitri, wahai mulut..
maafkanlah aku, selama ini kau hanya ku jejali,
dan ku buat untuk memuntahkan kotoran, sumpah serapah penuh fitnah.

Selamat idul fitri, wahai tangan..
maafkanlah aku, selama ini kau hanya ku gunakan,
untuk mencakar-cakar kawan, dan berebut remah-remah murahan.

Selamat idul fitri, wahai kaki..
maafkanlah aku, selama ini kau hanya ku ajak,
menendang kanan-kiri dan berjalan di lorong kegelapan.

Selamat idul fitri, wahai akal budi..
maafkanlah aku, selama ini kau kubiarkan terpenjara sendiri.

Selamat idul fitri, wahai diri..
marilah menjadi manusia kembali

Thursday, August 1, 2013

Maaf, Sudah Ada Yang Naksir

Kodok maen ujan melulu, tapi gak pernah influenza.

Semut makan gula melulu, tapi kagak ada yang diabetes mellitus.

Macan sering makan daging, kapan darah tingginya?

Kucing gak pernah sikat gigi, tapi gak ada yang sakit gigi.

Burung terbang kena angin melulu, mana ada yang pernah masuk angin?
Source Image : Baltyra.com 

Kambing baunya minta ampun, tapi temen-temennya pada gak bau tuh.

Anjing kawin sembarangan, kagak ada yang AIDS.

Kerbau digigitin nyamuk, gak kena DBD.

Ayam tiap hari makan dicomberan, sehat-sehat aja.

Beruang jalan kemana aja, kagak takut dirampok.

Kijang kapan pernah ikut Pelatnas?, tapi larinya kenceng banget yaah...

Udang biarpun “goblok”, gak pernah dimarahin orang tuanya.

Singa walaupun jadi raja, anak-anaknya gak ada yang jadi “business animal”


Monyet, emang sih, mukanye kayak gitu, tapi ada aja yang naksir.
:D

Woles aja brow..






Facebook Comment