Tuesday, December 29, 2015

Tuhan Tak Perlu Dibela

Sekali lagi membaca kalimat yang pernah diucapkan oleh seorang guru bangsa kembali dishare di beranda. Rasanya ingin memberi komentar di bawahnya “Kalimat ini diucapkan oleh profesional, jangan ditiru di rumah!” dengan efek dikedip-kedipkan. Biar jelas kelihatan, bahwa tidak semua orang bisa bebas mengucapkan kalimat ini. menurut saya :D  

Karena ini kalimat bisa ditafsirkan jadi banyak makna. Dan setiap makna hasil tafsiran itu akhirnya bisa menjadi aksi perbuatan yang berbeda. Bahkan mungkin bisa menjadi tafsiran perbuatan yang saling bertolak belakang antara seorang dengan orang lainnya. Mending jika orang yang bertolak belakang tafsiran itu adalah “profesional”, akan bisa mereka redam dengan cara yang santun. Tapi bagaimana jika yang bertolak belakang adalah orang awam, masih bisakah mereka menyelesaikannya dengan kesantunan?

Sang guru bangsa memang profesional, beliau mengucapkan kalimat yang profesional itu bisa jadi untuk menutupi banyak jasa-jasanya dalam bidang agama. Sikap tawadhu’ atas banyak hal yang beliau sumbangkan untuk kebangkitan bangsa ini. Tak terhitung perjuangan beliau yang sekarang bisa kita rasakan. Dulu tak sedikit yang mencemooh perjuangan beliau, bahkan sampai  beliau dimakzulkan. Tapi satu-persatu perjuangan untuk agama dan bangsanya itu kini terlihat hasilnya. Dan masih dengan rendah hatinya, atas perjuangan dan pembelaan itu beliau berucap “tuhan tak perlu dibela”. Alfatihah.

Oh tuan..tuan sungguh mulia. Sungguh banyak pembelaan untuk agama dan bangsa tuan lakukan. Dan tuan seperti tak menganggapnya seperti pembelaan yang berharga. Tuan masih berucap seolah masih belum melakukan pembelaan apapun untuk agama dan bangsa ini. Oh tuan..Berapa banyak perjuangan lagi yang sudah tuan lakukan dan tidak tuan sebutkan. Dan membiarkan kami menerka-nerka sendiri hikmah dari apa yang tuan lakukan. Sebenarnya buah kemuliaan tuan sudah menjulang ke langit, dan dengan ucapan rendah hati itu, tuan menyempurnakannya agar tetap ada akar yang menjulur rendah sampai ke bumi.

Tapi kadangkala saat melihat ada yang menulis di berandanya “tuhan tak perlu dibela”. Dan umurnya masih muda. Seperti saya :D . Oh betapa ngerinya :D

Oh pemuda..sudah berjumlah berapakah perjuangan untuk bangsa yang pernah engkau lakukan? 
Sudah tuntaskah kewajiban agama yang berada di pundakmu engkau tunaikan, wahai sang pemuda?

Dengan mengucap demikian di berandanya, seolah merasa lepas tanggung jawab untuk membela agama dan bangsanya. Katanya agama sudah dibela oleh Tuhannya. Dan Tuhan sang Maha Kuasa tidak memerlukan bantuan dari makhluk-Nya. Mana mungkin Tuhan butuh pembelaan?

Oh kawan.. bukan begitu kelanjutannya.

Lantas untuk apa manusia diciptakan?

Tuhan memang tidak perlu yang demikian, tapi kita yang ditugaskan..

Pembelaan dan ibadah kita memang tidak diperlukan Tuhan, tapi bagaimana lagi kalau kita yang memang diberi kewajiban yang demikian..

يأيها الذين ءامنوا كونوا أنصار الله ...  
Ash-Shaff : 14



Marilah setidaknya kita contoh guru bangsa kita.

Al fatihah







Facebook Comment