Sunday, January 25, 2015

Indahnya Saat Cinta Telah Bersatu

Cinta adalah salah satu mahluk yang murni dan sakral. Murni karena ia adalah Hawa, yang terlahir langsung dari buah ‘kesepian ‘ Adam di dalam Surga tatkala kalbunya merindukan ‘belahan jiwa’ yang bisa ikut merasakan apa yang dia rasa. Memiliki apa yang dia miliki. Bukan lah sekelompok malaikat-malaikat yang sama sekali tidak memberinya ‘ rasa’ itu.

Begitu engkau seorang Adam maka jiwa murnimu akan membutuhkan Hawa.

Cinta itu sakral karena Allah mengaturnya dengan batasan-batasannya yang semakin membuat haru biru keasyikannya. Bukan seperti hewan yang terhadap siapapun cintanya tersalurkan, menjadi tidak lebih dari bahasa biologis mereka saja.

Tetapi bagi manusia, kesakralan cinta itu dimulai saat para Malaikat menghalangi Adam saat tangannya hendak menyentuh kulit halus Hawa di sampingnya:

“Mah, ya Adam. Hatta Tuaddiya laha Mahra… “

“Jangan dahulu Adam. Sampai engkau memberikan kepada dia, maharnya.” Kata Malaikat.
Adam betul-betul mencintai Hawa. Sesosok tubuh serupa dengannya tetapi sangat membuatnya takjub akan warna, bentuk serta gerak-geriknya.

image source: http://dawaihatiku.blogspot.com/2013/02/senandung-rindu-di-kidung-doa.html

Malaikat bertanya : “Apakah engkau menyukai Hawa, Wahai Adam?“

Adam alaihis salam menjawab cepat “Tentu … Aku suka kepadanya.”

Hawa, sebagaimana para wanita cucu-cucu keturunannya kelak, adalah mahluk lembut yang lebih dominan rasa malunya, rasa sungkannya menutupi kejujuran hatinya.

Malaikat bertanya kepada Hawa “ Wahai Perempuan rupawan. Apakah dikau menyukai Adam, lelaki yang duduk di samping dirimu itu?”

Dengan dasa penuh sesak, mata berkedip dan tak mampu menatap langsung Adam, Bunda Hawa menjawab ....

bersambung









Perempuan yang Memegang Lentera

sebelumnya

Dengan dasa penuh sesak, mata berkedip dan tak mampu menatap langsung Adam, Bunda Hawa menjawab “ Tidak… Aku sama sekali tidak menyukainya.”

Padahal didalam hati Hawa, rasa cintanya kepada Adam itu jutaan kali lipat dengan rasa cinta Adam kepada dirinya.

Dan ini kemudian menjadi sunnatullah di kemudian hari. Akan adanya kenyataan bahwa kaum Hawa itu diciptakan untuk banyak menyimpan misteri – misteri. Ia berkata tidak, padahal sesungguhnya Ya. Iapun berkata Ya , padahal sesungguhnya Tidak.

Sebuah misteri yang menjadikan sosok Wanita yang jujur, ikhlas, berdedikasi adalah barang yang sangat istemewa di muka bumi. Betapa bahagianya seorang Adam jika dia mampu memiliki seorang Hawa seperti ini.

Kata baginda Rasulullah SAW : “ Sebaik-baik perhiasan dunia adalah Wanita Shalihah.”
image source: http://loveis-cinta.tumblr.com/page/2

Syahdan, seorang ulama menikah dengan wanita shalihah pilihannya. Maka setiap kali malam datang, wanita itu berhias dengan secantik-cantiknya. Lalu dia mendekati suaminya dan bertanya menggoda,
“Suamiku … Apakah kamu membutuhkan aku malam ini?“

Jika Suaminya menginginkannya, maka terjadilah. Jika tidak, wanita itu kemudian melepaskan seluruh pakaian dan perhiasan indahnya. Dan menghabiskan malamnya dengan beribadah, bertahajjud dan bermunajat kepada tuhannya. Begitu terus setiap malamnya.

Seorang Sayyid Ba ‘Alawi menikah dengan seorang Syarifah. Pada malam pertamanya itu, sesudah mengenakan pakaian dan berhias, dia mendekati suaminya. Sebenarnya, Sayyid itu sudah ingin melepaskan malam pertamanya itu saat itu juga. Tetapi mata Sayyid itu tertambat pada satu naskah kitab di atas meja. Dia pun berkata kepada Istrinya,

“Dinda… Mataku melihat Kitab as Syifa lil Qodhi ‘Iyadh ini. Alangkah pinginnya aku membacanya sebentar, barang satu dua halaman. Tolong dekatkan lentera itu kesampingku dan biar aku lebih mudah membacanya.”

Istrinya meraih lentera dan mendekatkannya, kemudian suaminya mulai membuka kitab itu halaman demi halaman. Saking asyiknya membaca, Sayyid itu sampai tidak sadar dia telah membaca nyaris seluruh lembar halaman kitabnya. Dan begitu tersadar, fajar pagi ternyata telah datang.

Diapun terkaget terbuatnya. Namun lebih kaget lagi dia melihat istrinya masih berdiri di sampingnya dengan tangannya memegangi lenteranya. Rupanya semalaman wanita itu telah melakukannya tanpa berkata satu patah kata apapun, kecuali satu senyuman indah yang tersungging disaat kemudiannya suaminya dengan hangat memeluknya.


bersambung







Tetap Perjaka dan Perawan Seumur Hidup

sebelumnya

Jauh sebelum kedua pengantin itu, di jaman awal–awal Islam ada dua sejoli yang saling jatuh cinta satu sama lainnya. Kemudian taqdir menggariskan mereka dapat bersua dan menikah di pelaminan. Duhai betapa tiada terkira perasaan bahagia mereka, sejoli yang selama ini dimabuk asmara kini tiba saatnya cinta-cinta mereka tersatukan. Tibalah kini malam pertama, malam yang selalu di tunggu-tunggu oleh para pecinta.

Begitu mereka duduk berdampingan, Si Suami berkata, “Duhai Istriku, belahan jiwaku, betapa bahagianya aku, kini cinta kita telah bersatu.”

Istrinya menjawab, ”Akupun demikian. Inilah saat–saat yang begitu lama aku nantikan.”
Suaminya berkata, “Betapa besar nikmat Allah kepada kita. Bukankah sebaiknya kita membalas nikmat ini dengan sebaik-baiknya?”

Istrinya menjawab, “Benar suamiku. Sebaiknya kita isi malam ini shalat dan bermunajat kepada Allah sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya.”

Malam pertama itupun mereka habiskan dengan shalat dan berdzikir kepada Allah sebagai ungkapan syukur mereka berdua. Namun, kemudian kejadian itu terulang terus setiap malamnya.
Jika mereka telah samapai di peraduan dan memikirkan kisah cinta mereka itu mereka merasa begitu bersyukur dan mereka segera bangkit untuk bershalat bersama semalaman sebagai bentuk tasyakkur mereka. Begitu terus sepanjang malam, setiap malam, dan tanpa mereka sadari mereka telah melakukannya berpuluh-puluh tahun lamanya.
image source: https://ermaynee.wordpress.com/2010/09/06/karena-cinta-saya-bersyukur/

Konon dikisahkan, mereka akhirnya meninggal di dalam shalat mereka di suatu malam, juga dalam suasana rasa syukur akan persatuan rasa cinta mereka itu dimana sang suami akhirnya tetap menjadi seorang perjaka, dan sang istri tetap menjadi seorang perawan sesudah puluhan tahun mereka telah ada dalam ikatan perkawinannya.


diceritakan oleh: Ust. Muhajir Madad Salim











Thursday, January 15, 2015

Kosakata Bahasa Arab untuk Anak


Download mp3
Download teks hafalan pdf

Menghafalkan kosakata Bahasa Arab terkadang sulit bagi anak didik, baik bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK, ataupun Madrasah Ibtidaiyah. Namun ada metode terbaru untuk mengajarkan kosakata ini dengan metode taghonny yaitu dengan memadukan kosakata bahasa Arab dengan lagu yang disukai oleh anak-anak.

Berawal dari sukarnya mengajarkan bahasa Arab inilah, sebagai guru di sekolah dasar saya menggubah beberapa lagu yang sudah tidak asing bagi anak anak untuk dijadikan hafalan. Mereka sangat antusias, tentu saja untuk bernyanyi sambil menghafalkan mufrodat sehingga mengajarkan kepada mereka menjadi lebih mudah.Beberapa diantara lagu yang digubah (dan belum izin :D karena ndak ngerti) adalah lagu anak gembala yang dinyanyikan tasya, lagu 10 malaikat, bintang kejora, dsb.

Dan jadilah beberapa lagu seperti :
Nama Buah
Benda di Sekolah
Nama Hewan
Nama Tempat
Di Dapur
Nama Hari
Di Kelas
Di Rumah
Aina Dimana
Alam Semesta
Nama Pakaian
Alat Tulis
Anggota Tubuh
Ana Saya
Anggota Keluarga
Nama Profesi
Alat Transportasi

Kenapa saya mengajarkan mufrodat ini dengan lagu ?
1. Dalam mengajarkan bahasa Arab, dahulukan maharah kalam daripada maharah kitabah, agar anak terbiasa mengucapkan dan mengajari mereka untuk lebih percaya diri
2. Anak kecil belum saatnya untuk menggunakan otak logika, ajari mereka dengan lagu adalah lebih tepat.
3. Anak kecil lebih suka bermain daripada berfikir, maka ikuti cara belajar mereka dengan "bermain sambil belajar"

Ah itu saja dulu, jika ada yang ditanyakan inbox saya aja di Facebook klik
Dan akhirnya..
Mari bagikan kepada sesama...jika bermanfaat


"Ahibbul arob litsalatsin, li anny 'arobiyun, wal qurana arobiyun, wa lughota ahlil jannati 'arobiyun..au kama qolan nabiyu shollallahu alaihi wasallam"


Facebook Comment