Sunday, January 25, 2015

Tetap Perjaka dan Perawan Seumur Hidup

sebelumnya

Jauh sebelum kedua pengantin itu, di jaman awal–awal Islam ada dua sejoli yang saling jatuh cinta satu sama lainnya. Kemudian taqdir menggariskan mereka dapat bersua dan menikah di pelaminan. Duhai betapa tiada terkira perasaan bahagia mereka, sejoli yang selama ini dimabuk asmara kini tiba saatnya cinta-cinta mereka tersatukan. Tibalah kini malam pertama, malam yang selalu di tunggu-tunggu oleh para pecinta.

Begitu mereka duduk berdampingan, Si Suami berkata, “Duhai Istriku, belahan jiwaku, betapa bahagianya aku, kini cinta kita telah bersatu.”

Istrinya menjawab, ”Akupun demikian. Inilah saat–saat yang begitu lama aku nantikan.”
Suaminya berkata, “Betapa besar nikmat Allah kepada kita. Bukankah sebaiknya kita membalas nikmat ini dengan sebaik-baiknya?”

Istrinya menjawab, “Benar suamiku. Sebaiknya kita isi malam ini shalat dan bermunajat kepada Allah sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya.”

Malam pertama itupun mereka habiskan dengan shalat dan berdzikir kepada Allah sebagai ungkapan syukur mereka berdua. Namun, kemudian kejadian itu terulang terus setiap malamnya.
Jika mereka telah samapai di peraduan dan memikirkan kisah cinta mereka itu mereka merasa begitu bersyukur dan mereka segera bangkit untuk bershalat bersama semalaman sebagai bentuk tasyakkur mereka. Begitu terus sepanjang malam, setiap malam, dan tanpa mereka sadari mereka telah melakukannya berpuluh-puluh tahun lamanya.
image source: https://ermaynee.wordpress.com/2010/09/06/karena-cinta-saya-bersyukur/

Konon dikisahkan, mereka akhirnya meninggal di dalam shalat mereka di suatu malam, juga dalam suasana rasa syukur akan persatuan rasa cinta mereka itu dimana sang suami akhirnya tetap menjadi seorang perjaka, dan sang istri tetap menjadi seorang perawan sesudah puluhan tahun mereka telah ada dalam ikatan perkawinannya.


diceritakan oleh: Ust. Muhajir Madad Salim











No comments:

Facebook Comment