Friday, April 19, 2013

Tidak Menikah Why (Not) III

Menjelang usia 24 tahun dan masih sendiri. Ada yang masih santai tapi juga ada yang siang malam jadi pikiran. Adakah dirimu termasuk dalam golongan salah satu dari mereka? Kalau aku saat ini...ya. Namun lebih tepatnya bukan “masih sendiri” tapi “kembali sendiri”. Beberapa tahun yang lalu aku sudah tak dapat mempertahankan sebutan “tidak sendiri” lebih lama lagi, dan jadilah aku sekarang “kembali sendiri” padahal hanya dalam hitungan hari lagi, akan merayakan kembali kelahiranku ke dunia ini, insyaallah amin.

Source Image : deasukata.blogspot.com

Dalam perkembangan kedewasaan, memang yang paling menyakitkan adalah perempuan selalu lebih dewasa daripada laki-laki seumurannya. Ketika perempuan sudah memikirkan rencana menikah, laki-laki masih ragu dan bimbang. Perempuan untuk beberapa waktu masih bisa bertahan, namun keraguan laki-laki seringkali berkepanjangan, akhirnya pihak keluarga tak bisa mempertahankan. Endingnya..si laki-laki jadi korban perasaan!! Tersingkir dari peradaban!! Dan ... dan... kembali menjelma menjadi jomblowan. Xixixi


Oleh karena itu Jomblowan-Jomblowati rahimakumullah ( إنشاء الله ) amin

Baik buruknya keadaan yang terjadi mengiringi kehidupan sudah pasti telah ditentukan. Oleh Dia yang menciptakan makhluknya dengan berpasang-pasang. Dia telah memperhitungkan segala sesuatu. Dan ketetapannya atas dunia beserta makhuk yang menghuninya ini sudah pasti yang terbaik. Sehingga alangkah bodohnya, jikalau keadaan buruk yang menimpa, sampai membuat kita berkata bahwa Tuhan tidak adil, atau bahkan sampai menghilangkan “kepercayaan” kita kepada-Nya. Dia Maha Tahu jalan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Karena itu seburuk apapun keadaan yang menimpa kita, sebenarnya adalah cara terbaik untuk menuntun kita “kembali” ke jalan yang terbaik pula. Keadaan buruk itu hanyalah persepsi. Dan persepsi ada di tangan kita, apakah akan kita rasakan sebagai pahit atau akan kita rubah menjadi manis. Haha sedikit berkutbah menyadarkan diriku sendiri..yang pastinya jomblowan..


Dan memang, jodoh itu adalah sesuatu yang bukan dari kuasaku, aku hanya mampu berusaha. Jikalau dapat memilih tentu aku sudah tak mau lagi berlama-lama menyandang gelar jejaka ini. Dan menyempurnakan separuh agama, seperti mereka yang sudah mendahuluiku melakukan salah satu sunnah Rasulullah ini.


Namun, berbicara sunnah Rasul saw, diriku jadi teringat akan beberapa mutiara hikmah yang disampaikan beberapa kyai dan ustadz yang berkenaan dengan keputusan “aneh” seseorang perihal jodohnya. Baru-baru ini aku mendengarnya, jadi umpama kue masih hangat-hangatnya, dan umpama gadis masih kencur-kencurnya (melenceng dikit xixixi). Langsung aja ke TKP.



TKP : Tidak Menikah Why (Not) ? bagian Final






No comments:

Facebook Comment