Hadirilah bersama keluarga dan Syekhermania Karisidenan Kediri
Habib Syech Assegaf - Solo
Waktu : Kamis, 10 Oktober 2013
Bertempat di Stadion Rejoagung Tulungagung
(Penyelenggara : Yamaha Armada Pagora Tulungagung)
Sunday, September 15, 2013
Dimana Harus Mencari Kebahagiaan
Oleh : Saief Alemdar
Ada seorang sahabat yang curhat, dia seorang PNS, dia mengeluh karena gajinya sedikit, dibandingkan dengan kawannya yang berpendidikan lebih rendah darinya, bahkan lebih sedikit nilai plusnya dibanding dia. setiap kali dia minta pertimbangan tentang gajinya, selalu saja pimpinannya menolak. akhirnya pimpinannya itupun menjadi sasaran cacian, makian dan seterusnya…expression of annoyance!
Dulu juga aku berpikir demikian, sampai suatu ketika aku mengahdiri khutbah jumat dan mendengar khatib membaca ayat 32 dari surat Al Zukhruf: “Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia”. saat itu aku berpikir, seakan-akan aku belum pernah mendengar ayat itu, dia datang seperti menyirami hatiku yang sedang emosi, karena ketidak-samaan rezeki.
Lihatlah kawan, siapa yang membagi rezeki? Dialah yang maha pemurah yang membagi rezeki, bosmu atasanmu tidak mampu memberi atau mencegah. mereka hanya perantara. apakah kamu harus marah pada bendahara setiap awal bulan kalau dia memberi gajimu 2 juta? apa salah dia sampai kamu harus memaki-maki dia? apa dia yang menetapkan gaji?dia hanya pelaksana tugas dari atasan.
Tidak ada manusia yang bisa menunda apa yang seharusnya milikmu, dan tidak ada juga manusia yang bisa memberi apa yang tidak seharusnya kamu miliki. jatah rezeki sudha diatur Tuhan sejak tahun jabot, sebelum kamu,bosmu, bahkan nenek moyangmu ada. apa yang sudah menjadi jatahmu, pasti akan datang padamu, meskipun pangkatmu rendah dan kamu lemah, dan apa yang bukan milikmu pasti tak akan kamu miliki meskipun pangkatmu tinggi dan kamu berkuasa. coba, bisakah kamu memiliki 1 rupiah dari gaji yang telah ditetapkan untuk temanmu? tidak bisa, dia tetap menerima gajinya, dan kamu tetap menerima hakmu.
Kalau kamu tidak bisa meraih semua apa yang kamu mau, kenapa kamu tidak relakan saja apa yang sudah menjadi milikmu, itu akan lebih melegakanmu dan melegakan orang lain. inilah nikmatnya kita beriman pada qadha dan qadar Allah.
Imam pada qadha dan qadar Allah tidak berarti kamu tidur-tiduran menunggu jatahmu datang jatuh dari langit, langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak! tetapi kamu harus giat bekerja dan berusaha, berbuatlah dan berusahalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya, berusahalah semaksimal mungkin mengumpulkan harta dengan cara halal, berjalanlah ke ujung dunia manapun demi mengais rezeki, kalau perlu bongkar itu perut bumi untuk mendapatkan rezeki jatahmu, kalau sudah berusaha seperti itu, tapi tetap saja belum dapat, kamu tidak perlu putus asa dan bunuh diri, “Aku sudah berusaha semampuku, tapi Allah belum memberiku, mungkin inilah takdir-Nya untukku, aku rela itu, ya Rabb…”.
Inilah esensi imam pada takdir Allah dalam Islam, bukan malas-malasan dan mencari-cari alasan pada akhirnya menyalahkan Tuhan. Ingatkan sebuah riwayat dalam sebuah hadis, ada seorang laki-laki mendatangi rasulullah, sedangkan Rasulullah di dalam masjid, dia meninggalkan untanya di depan masjid tanpa ikatan, setelah dia keluar, untanya sudah hilang, “Ya Rasulullah, aku meninggalkan untaku di depan masjid, dan aku bertawakkal pada Allah, tapi sekarang hilang!”, beliau bersabda, “ikat untamu dengan baik, baru tawakkal”.
Inilah dia iman, Allah menjadikan rezeki pada usaha, menumbuhkan tumbuhan kalau ditanam dan dipupuki, kesembuhan akan datang kalau berobat. kalau Cuma duduk, menunggu untuk, tidak aka nada untung. kalau Cuma duduk menunggu panen, tidaka aka nada panen. akalu Cuma duduk menahan sakit tanpa berobat, taka aka nada kesembuhan.begitulah hukum Tuhan, Allah tidak akan mengubah hukum itu demi orang-orang malas dan orang pengecut. berbuatlah dan berusahalah, dan ingat jangan sampai putus asa merasukimu, dan jangan sampai dengki memasuki hatimu, sehingga kamu iri melihat gaji orang lain lebih dari gajimu.
Kalau sudah merasa ada kedengkian dan iri dalam hatimu, cobalah kamu duduk dan istirahat, pikirkan apa yang kamu punyai, terkadang banyak nikmat Allah yang kamu miliki, padahal kalau dipikir kamu tidak pantas menerimanya, tapi itulah kehendak Allah, maka terimalah apa yang kamu punya, dan biarkan orang lain menikmati apa yang mereka miliki.
Filsafat rezeki sangat rumit, memang cukup susah dipahami dan dimengerti. lihatlah, ada orang yang menyelami dasar lautan, itu karena memang Tuhan meletakkan sepiring nasinya didasar laut sana, ada lagi yang menajdi pilot atau pramugari, harus terbang ke langit sana, karena Tuhan meletakkan rezeki mereka di langit sana. ada lagi pekerja tambang, mereka harus mengorek perut bumi, karena Tuhan meletakkan jatah mereka dibawah sana. ada lagi kuli bangunan, yang harus mengambil rezekinya setelah menghancurkan bebatuan. ada lagi para pemain sirkus, yang rezeki ada di mulut singa dan dibawah kaki gajah.
Bersyukurlah kamu tidak seperti mereka, rezekimu ada di atas meja, kamu duduk santai, rezekimu datang. tidak perlu naik ke langit, atau menyelami dasar laut, atau harus berdiri di bawah kaki gajah.
Kamu mengatakan, bahwa temanmu itu tidak lebih baik dan tidak lebih pintar darimu, tapi gajinya lebih besar. lihat, bukankah itu kelebihanmu yang patut kamu syukuri?
Apakah kebahagiaan selamanya pada uang, broe? apa gunanya uang kalau tidak bisa membeli kebahagiaan, ketenangan hidup, amal shaleh? harta itu Cuma sarana menuju kebahagiaan, salah satu jalan menuju kebahagiaan, kalau dengan hartamu tidak bisa membawamu menuju keridhaan Tuhan, uangmu yang berlimpah itu tidak lebih dari kertas!
Ada cerita seorang laki-laki memilik dua doa yang pasti terkabulkan, akhirnya dia berdoa, “ya Tuhan, jadikan apa yang kupegang menjadi emas”. akhirnya doa itu terkabulkan, dia senang sekali. diapun mulai memegang apa saja, apa yang disentuhnya menjadi emas. sampai akhirnya dia lapar, dia menyentuh makanan dalam piring, makananpun jadi emas, dia menyentuh gelas mau minum karena kehausan, airpun menjadi emas. akhirnya dia duduk sendiri kehausan dan kelaparan. tiba-tiba anak putrinya datang menghiburnya, diapun memeluk putrinya itu, putrinya pun menjadi emas. akhirnya dia berdoa kedua kalinya, “ya Allah, jadikanlah semua seperti semula”, karena dia sadar saat lapar hanya nasi yang dia butuh, saat haus hanya air yang dia inginkan, dan tak ada harta yang lebih berharga bagi seorang ayah kecuali anak, itu semua lebih baik dari dunia dan isinya.
Kamu, dengan sedikit gajimu, kalau kamu benar-benar bisa mengaturnya, kamu bisa lebih bahagia dari mereka yang gajinya jauh lebih tinggi darimu. aku kenal seorang yang gajinya sebulan sama dengan gajiku setahun, tapi aku lebih bahagia dari dia. aku tidak berpakaian lebih mahal dari pakaian dia, tidak makan lebih enak dari makanan dia, tidak juga memiliki hiburan lebih dari yang dia miliki, hanya saja aku ikhlas dan rela dengan apa yang ku miliki, sedangkan dia tidak, selalu saja merasa kekurangan.
Selain itu, aku juga memiliki nikmat bisa membaca berbagai macam buku dalam beberapa bahasa, dia tidak. bahkan dia serang datang padaku bertanya tentang hukum-hukum tertentu dan aku menjawabnya. aku tidak pernah butuh padanya, aku tidak butuh hartanya, yeng membedakan aku dengan dia adalah harta saja. kalau kita bersyukur, harta sedikit membuat kita tenang, tapi kalau tidak bersyukur, dunia dan seiisinya kita miliki tidak akan puas.
Sekarang, temanmu itu gajinya jauh lebih banyak darimu, memang apa yang bisa dia lakukan? bisakan dia makan 10 piring sekalian? bisa tidur di atas 10 kasur sekalian? naik 2 mobil mewah dalam satu waktu? kecuali kalau dia mau berfoya-foya membuang-buang harta, kalau itu yang dilakukan, income 10 tahun bisa dihabiskan 1 jam! bisa dihabiskan 1 malam saja untuk bersenang-senang dengan wanita! bisa saja dia merokok dengan tembakau yang dibungkus dengan uang 100 dolar! tapi ini semua perbuatan orang bodoh! kita sedang membicarakan orang waras dan normal.
Besok di kuburan, semuanya sama di mata ulat dan cacing, tidak ada perbedaan antara mayat raja dengan mayat pemulung, semua dimakan ulat. yang tersisa di dunia hanya kenangan, dan amalan disimpan untuk akhirat.
Nikmatilah setiap menit dari kehidupanmu dengan kebahagiaan bersyukur… ternyata kebahagiaan itu ada dalam syukur dan legowo….dan kesengsaraan itu ada dalam kedengkian dan iri hati.
Diterbangkan oleh
Syamsul Arifin
Tuesday, September 3, 2013
Kenapa Menikah Seperti Tidak Penting
Nggak Penting Jadi Masalah
Oleh: Saief Alemdar
Sekarang di depanku ada dua surat, pertama dari seorang pemuda, pegawai negeri sipil dan satu lagi dari seorang gadis. surat pertama berisi curhatan tentang permasalahan social yang dihadapinya, dan mungkin ini juga mewakili permasalahan masyarakat kita secara umum. sedangkan yang kedua adalah surat berisi solusi untuk permasalahan di surat pertama. aneh sekali dua surat ini bisa datang bersamaan, jangan kira ini adalah hayalan, disini lengkap tertulis nama dan alamat pengirim. aneh, tapi nyata.
Surat pertama, penulisnya menceritakan bahwa dia adalah seorang pegawai negeri sipil, memiliki wajah yang lumayan, berakhlak baik dan ingin menjaga kesucian hati dan dirinya dengan menikah dan membina sebuah keluarga sederhana. Dia pertama kali pernah melamar seorang wanita, keluarga wanita menerima kebaikan akhlak dan keshalehannya dalam beragama,namun mereka mengatakan “gajimu sangat kecil”.
Pada lamaran kedua, dia menjelaskan bahwa dia pegawai negeri kecil dengan gaji tidak terlalu besar, keluarga wanita mengatakan, “gaji kecil atau besar tidak penting!”. dia gembira mendengar hal itu, namun komentar terakhir dari keluarga wanita membuatnya harus mundur untuk kedua kalinya, yaitu mereka mengatakan bahwa tampangnya yang pas-pasan itu kurang cocok dengan putri mereka. entah betul wajahnya jelek atau pas-pasan, aku juga tidak pernah melihatnya, tetapi dia mengakui bahwa wajahnya nggak hancur-hancur banget.
Dia melamar wanita lain untuk yang ketiga kalinya, keluarga wanita mengatakan, “kami tidak ingin masalah,yang penting kamu baik dan bertanggungjawab”. dia mengatakan, “saya pegawai kecil, gaji saya cuma 1,5 juta sebulan, dan tampang saya seperti yang anda lihat”. “kami tidak mempermasalahkan gaji dan tampang, kami terima itu semua. tapi, kami juga tidak bisa menutupi bahwa kakaknya putrid kami ini menikah dengan mahar 60 juta, dan tidak mungkin mahar adiknya lebih rendah”. saat nominal 60 juta disebutkan, dia langsung mengatakan, “Assalamualaikum….”.
Dia melamar yang ke empat kali, dia mengatakan gajinya sekian, tampangnya pas-pasan, dan dia hanya mampu membayar mahar 20 juta. keluarga wanita menerimanya dengan senyuman, tapi mereka mengatakan, “ya tidak masalah, tapi kamu harus menyewa rumah dan lengkap dengan perabotannya, tidka boleh tinggal bersama keluarga”. mendengar itu, dia pun pergi, syarat yang lebih parah dari mahar.
Ini lamaran yang kelima, semuanya lancar, keluarga wanita menerima apa adanya, semua sudah disiapkan, fatehah pun telah dibacakan, acara akan segera dilaksanakan, namun pada detik-detik terakhir ternyata keluarga wanita tidak bisa menerima ibusi laki-laki yang terkesan “kampungan”, tidak tau berdandan, tidak tau etika berkunjung, tidak paham table-manner. Sang ibu tertangkap basah melakukan “kajahatan besar” saat makan semangka memakai garpu untuk makan daging, kemudian beliau minun sup buah dengan hirupan yang bersuara, dan makan apel tanpa mengupas kulitnya! untung tidak disebut kesalahan lain, yaitu saat ibu itu makan, dagunya bergerak-gerak!
Akhirnya dia melupakan cerita dan niat menikah, pada akhir surat dia mengungkapkan emosinya dengan cacian pada wanita dan orangtua wanita yang resek-resek itu,serta dilengkapi pula cacian untuk masyarakat.
Image Source: http://www.rimanews.com/read/20121222/85819/menurut-ustadz-al-habsyi-orang-yang-berpoligami-berarti-lupakan-ibunya
surat kedua,seorang gadis menceritakan bahwa dia tiga bersaudara, tapi mereka tinggal bersama kakak laki-lakinya, karena orangtua mereka telah tiada. kakak laki-lakinya itu baik, tidak pernah marah, dan semua kebutuhan mereka tercukupi, hanya saja setiap ada laki-laki yang datang melamar mereka, kakaknya pasti mencari-cari alasan untuk menolak lamaran itu. si A, gajinya sedikit, dia khawatir tak mampu memenuhi kebutuhan adiknya kalau menikah dengan si A. Si B, kurang berpendidikan, tidak cocok dengan adiknya. Si C, tidak punya keluarga, dia khawatir kalau nanti adiknya ada masalah tidak ada tempat musyawarah dan curhat. si D kebanyakan adik, takutnya adiknya akanterzalimi oleh keluarga itu, dan seterusnya. si gadis ini khawatir kalau terus-terusan menolak lamaran orang, dia akan jadi perawan tua.
Itulah dia dua masalah yang menjadi curhatan dua pemuda dalam surat itu. rumah penuh dengan gadis, menunggu ada yang datang menikahinya. pemuda-pemuda jomblo keliling kampong mencari gadis untuk dinikahi. tetapi, antara dua anak manusia ini ada penghalang, yang menghalangi mereka untuk berhubungan secara halal. adapun hubungan yang tidak halal tidak ada penghalang! penghalang disini adalah orangtua. maaf, aku tidak bermaksud menyamakan semua oragtua, tapi mereka-mereka orangtua yang tidak sadar kalau di dunia ini akan ada wabah luar biasa, yang menghancurkan akhlak dan merusakkehormatan, yang tidak bisa diobati kecuali dengan pernikahan. semua orang yang menghalang-halangi kemudahan dalam pernikahan, padahal dia mampu memudahkan, itu semua telah menyumbangkan untuk memperparah wabah itu.
Kerusakan yang timbul dari wabah itu akan terjangkit dan merugikan kedua pihak, laki-laki dan wanita, namun yang diderita wanita jauh lebih parah. saat seorang pemuda melakukan kesalahan itu, setelah itu dia pergi, sisanya ditanggung wanita. suatu saat orang akan mengatakan saat laki-laki tadi akan menikah, “dulu dia pernah salah, sekrang telah taubat”, tapi kesalahan itu selamanya akan tetap diingat pada wanita, tak akan ada taubat.
Ini bukan berarti seorang ayah langsung memberi anak gadisnya kepada siapapun yang meminta, tetapi dia harus mengikuti aturan main juga. paling tidak dia melihat ke agama yang melamar, kalau memang agamanya bagus, dan akhlaknya baik, dia melihat ke keluarganya,adat dan cara berpikir mereka, kalau memang keluarga itu cocok, dari berbagai segi yang menajdi pertimbangan social, dan kira-kira anak gadisnya bisa hidup di keluarga baru itu, silahkan diterima dan dimudahkan.
Adapun mahar, itu adalah kewajiban, tapi jangan sampai terlalu memberatkan laki-laki, dan tidak juga mengurangi hak-hak wanita. mahar adalah kewajiban, namun hal-hal lain yang tidak penting dan tidak ada hubungannya dengan pernikahan dan kehidupan calon keluarga itu besok hari, tidak perlu dipermasalahkan, karena itu adalah adat dan kebudayaan yang tidak baik.
Ada contoh-contoh kebiasaan jelek yang tidak ada hubungan dengan pernikahan, seperti pakaian pada saat resepsi walimatul ursy,walimatul ursy harus ada, karena itu sunnah, tapi tidak perlu membebankan diri dengan pakaian dan penampilan macam-macam kalau memang tidak mampu. seorang ibu, tidak mungkin memakai pakaian yang sama pada resepsi anak keduanya, apa kata orang! kakak perempuan juga demikian. bibi dan buk de juga tidak mau ketinggalan. setiap wanita itu membebankan suami masing-masing dengan pakaian baru setiap ada pesta resepsi pernikahan! sekali ada pesta pernikahan, bisa merusakan anggaran rumah tangga bulanan 40 keluarga!
Belum lagi biaya pelaminan, biaya souvenir, dan biaya-biaya lainnya yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pernikahan, hanya karena memikirkan hal-hal itu, pernikahan ditunda sampai tabungan cukup! sangat mengenaskan. ini untuk pesta biasa, di masyarakat menengah kebawah. belum lagi dengan pesta yang diadakan dengan bermacam-macam jenis tabzir dan maksiat-maksiat.
Belum lagi kebiasaan harus memberikan kado balasana saat ada pesta pernikahan, yang terkadang karena gengsi-gengsian sebenarnya kado yang dihadiahkan itu tidak bermanfaat sama sekali. saat anak anda menikah, si A memberi hadiah kado tertentu, saat anak dia menikah anda dituntut memberikan hadiah kado juga, meskipun tidak lebih mahal, paling tidak nggak lebih murah, karena “tidak enak”. akhirnya anggaran bulanan rumah tangga yang pas-pasan terkuras lagi untuk pengeluaran yang sebenarnya tidak signifikan.
“Kalau ada kebahagian di rumah orang dengan pernikahan anaknya, apakah harus ada kesedihan di rumah lainnya karena anggaran rumah tangga terkuras?”, begitu kata suami saat istri meminta uang buat kado pernikahan anak tetangga.
“Apa kamu lupa saat anakmu menikah, dia menghadiahkan lampu hias terbuat dari Kristal mahal!”, jawab istrinya.
“Emang aku minta hadiah mahal seperti itu? terus apa gunanya hadiah itu?itu juga sudah dibawa sama anak kita, bukan dipasang di rumah kita, kalaupun dipasang di rumah kita apa gunanya?yang ada Cuma khawatir takut ada anak kecil iseng melempar Kristal itu, jatuh dan pecah!”.balas suaminya lagi.
“Nggak bisa!pokoknya kita harus kasih kado yang mahal!titik!”. kalau istri udah bilang gitu, sang suami terpaksa angkat bendera putih, tanda menyerah, meskipun sambil ngedumel.
Mari kita perhatikan yang dibutuhkan dua anak manusia itu yang akan menempuh hidup baru, jangan sampai gara-gara hal-hal lain yang bersifat tersier, pernikahan yang primer terlewatkan. jangan sampai hanya karena ingin dilihat orang, kita menyusahkan diri dan dua manusia yang ingin bersatu dibawah perintah Tuhan.
Wahai orangtua yang memiliki anak gadis, janganlah menolak apabila ada pemuda baik-baik yang datang melamar anak gadismu, dan jangan menyusahakan dan mempersulit. dan wahai anak-anak muda jomblo, segeralah menikah, karena tidak ada ketaatan pada Allah setelah melakukan kewajiban rukun islam dan meninggalkan yang haram yang lebih baik daripada pernikahan, karena dengan itu kamu biasa menjaga akhlak dan agamamu. Wallahu A’lam
Diterbangkan oleh
Syamsul Arifin
Monday, September 2, 2013
Ketika Susah Mendapatkan Pasangan Hidup
Assalamu ‘Alaikum WR. WB.
Buya Yahya saya mau curhat dan minta solusi, sebagai petunjuk hati, sesungguhnya saya capek dengan petualangan cinta. Kenapa ya kesetiaan, ketulusan & kejujuran saya selalu tidak berbalas mulus, setiap kali saya kenal cowok & setiap satu kali saya bawa ke rumah besoknya hilang tanpa kabar berita, yang saya tahu dan yang saya alami kenapa setiap cowok yang mau serius selalu meminta hubungan selayaknya suami istri, katanya bukti kesungguhan cinta. Tapi hati kecil & diri ini selalu menolak, hingga berujung perpisahan. Padahal Buya yang saya dambakan adalah kenal dengan cowok dewasa (dalam segala hal, dunia & akhirat) menikah secara sah, baru kita punya keturunan, tapi kenapa bagi saya sulit sekali mendapatkanya, apakah saya sangat nista & hina?
Image Source: http://www.tempo.co/read/news/2013/02/05/205459147/Sinyal-Kekasih-Anggap-Anda-Hanya-Mainan
Buya Yahya (KH. Yahya Zainul Ma'arif, Pengasuh LPD Al Bahjah Cirebon)
Wa’alaikum Salam WR. WB.
Jodoh adalah karunia dari Allah SWT, waktu dan siapa orangnya Allah yang mengatur. Kita harus Husnudzan kepada Allah bahwa jika seseorang tertunda pernikahannya adalah karena Allah menginginkan saat yang tepat untuk menikah.
Hal yang perlu diperhatikan di dalam kita menuju pernikahan tersebut adalah jangan melakukan sesuatu yang menjadikan Allah murka. Cinta adalah karunia Allah yang sangat agung, akan tetapi cinta akan berubah menjadi mala petaka ketika dicampuri oleh hawa nafsu dan pelanggaran terhadap syariat Nabi Muhammad SAW gara-gara cinta. Semestinya cinta dibangun di atas pernikahan, bukan pernikahan dibangun di atas cinta. Anda telah salah dalam menerapkan prinsip ini. Anda berpetualang mencari cinta sebelum pernikahan, maka anda akan terjerumus ke dalam budaya-budaya orang yang tidak beriman seperti budaya pacaran dll. Maka cara yang salah inilah yang menjadikan orang itu Nista dan Hina.
Carilah pasangan dengan cara yang benar. Cukuplah anda menilai dari informasi yang anda dapat tentang calon tersebut dan keluarganya jika memang secara dzohir ia adalah baik, bisa diterima dalam kriteria agama, maka baru setelah itu anda melangkah untuk melamarnya, dan tidak masalah dalam hal ini jika posisi anda adalah seorang wanita, anda tidak perlu gengsi, sebab Sayyidah Khodijahpun melamar Rasululah SAW. Dan cara melamar yang benar adalah melalui perantara orang yang baik yang bisa menjelaskan keadaan anda dengan baik tanpa ada dusta dengan cara wajar dan tidak berlebihan.
Jangan lupa anda melakukan Shalat Istikharah sebelum melangkah. Dan alangkah indahnya cara yang semacam ini. Pertama anda tampak berwibawa, yang kedua Jika anda diterima anda tidak salah pilih karena anda memang sudah mengetahui keadaannya dan jika tidak diterima andapun tidak sakit karena andapun belum terlanjur mencintranya, dan setelah itu semua serahkan kepada Allah semakin dekatlah kepada Allah SWT niscaya anda akan mendapatkan segala kemuliaan.
Source: https://www.facebook.com/buyayahya.albahjah/posts/544466862273020
Diterbangkan oleh
Syamsul Arifin
Subscribe to:
Posts (Atom)