Sunday, June 30, 2013

Siapa Yang Pergi

Sunset

Saat senja datang,
Apakah Bumi yang pergi meninggalkan
Atau Matahari yang mengucapkan selamat tinggal?

Saat purnama tinggi,
Apakah Bumi yang menatap rindu
Atau Rembulan yang menatap kangen?

Saat hujan turun,
Apakah awan yang berlarian tak sabar
Atau Bumi yang menyambut riang?

Entahlah.

Saat dua sahabat lama bertemu
Siapa yang menunggu, siapa yang datang
Jika dua-duanya berpelukan erat

Saat dua musuh berperang
Siapa yang memulai, siapa yang mengakhiri
Jika dua-duanya sama-sama binasa

Pun, saat sebuah hubungan terputus
Siapa yang pergi, siapa yang ditinggal
Jika dua-duanya sama2 terluka
Entahlah.








Darwis Tere Lije

Saturday, June 22, 2013

Kebiasaan Baik Saat Jomblo

Putus cinta bukan berarti dunia runtuh. Walau kita harus menerima kenyataan bahwa kita tak lagi bersamanya dan menimbulkan rasa sedih yang mendalam, ternyata hal itu tidak selamanya buruk. Ada sisi positif yang kita dapat dari status yang tadinya in relationship menjadi single. Mungkin kamu tak menyadari bahwa semenjak pacaran, tradisi ‘me-time’ menjadi hilang. So, perubahan status kali ini, yuk mulai menerapkan kembali kebiasaan-kebiasaan baik berikut ini.
Saat menyandang status single, kegiatan rutin harian hanya rumah-kantor-rumah. Waktu senggang yang dimiliki pun banyak. Tugas deadline dikerjakan tepat waktu, bisa beristirahat dirumah sambil menonton DVD di waktu senggang. Tapi setelah kamu mempunyai kekasih, rutinitas itu menguap seakan terabaikan. Dari rumah menuju kantor, makan siang direstaurant bersama pacar atau dinner dengan dia di sebuah café, setelah itu menonton film di bioskop lalu kembali lagi kerumah. Sesampainya dirumah aktivitas khas para pasangan yaitu mengobrol lewat telepon sebagai pengantar tidur membuat kamu atau si dia enggan menutup telefon duluan. Alhasil jam tidur berkurang 1 hingga 2 jam. Kebiasaan ini ternyata dialami hampir 50% perempuan yang baru punya kekasih. Padahal tidur 8 jam itu wajib hukumnya, dengan tidur cukup maka mood positif akan tetap terjaga, lebih semangat menjalani aktivitas dan memaksimalkan kinerja otak. Jadi Mblo… Beruntunglah kamu menyandang status single huahaha.

  • Makan Teratur               
    Menurut survey yang dilakukan oleh Askmen.com kepada 70 ribu responden perempuan dan laki-laki, didapati fakta bahwa 23% perempuan yang telah memiliki kekasih atau menikah mulai mempunyai pola makan yang buruk karena merasa dirinya sudah secure sehingga tak perlu lagi menjaga bentuk dan berat tubuhnya. Padahal di survey tersebut juga dijelaskan bahwa 48% pria mengaku mencampakkan kekasihnya yang mulai menggemuk. Jadi apa untungnya kalau pacaran hanya bikin kebiasaan makan yang buruk dan jam tidur yang tidak teratur?
  • Waktu Untuk Keluarga
    Kegiatan berbelanja bersama mama ke supermarket atau berjalan-jalan bersama keluarga di hari weekend terhapus semanjak kamu berhubungan dengan si dia. Sebagai gantinya kamu lebih sering diluar rumah bersama dia untuk kencan atau sekedar menghabiskan waktu bersama. Kamu sadari atau tidak, keluarga kita menyadari perubahan itu. Diam-diam mama dan keluarga kita juga merasa cemburu lho. Inilah salah satu keuntungan kita berstatus lajang, walaupun sebenarnya waktu untuk keluarga memang harus selalu ada.
  • Me Time                             
    Senin sampai Jum’at sibuk dengan urusan pekerjaan, Sabtu dan Minggu pun dicurahkan untuk si pacar. Lalu kalau sudah begini kapan waktu untuk diri sendiri? Sob, me time adalah waktu yang tepat dan sangat baik untuk menjernihkan pikiran kita selama menjalani banyak kegiatan di weekdays. Menyisihkan waktu untuk diri sendiri atau pergi jalan-jalan bersama sahabat merupakan alternatif yang baik untuk mengisi me time. Tinggal pilih deh, mau hangout kemana, pergi ke salon apa, atau justru menyendiri disebuah kafe sambil menikmati kopi favorit sendirian. It’s up to you.
  • Bebas                                

    Ngaku deh, ketika berpacaran dulu pasti ada diantara kita yang terkadang jika ingin melakukan suatu kegiatan harus minta izin dulu sama pacar. Beruntung jika kita memiliki pacar yang pengertian dan mau memahami apa yang kita utarakan, tapi kalo tidak? Ini itu tidak boleh, pergi kesana kesini juga tidak boleh. Para jombloan dan jomblowati tentunya tidak akan merasakan hal yang seperti ini, bukan? Kita bisa bebas ingin melakukan kegiatan apa saja. Lagipula menjadi seorang jomblo tidak selamanya buruk kok, kita justru bisa menggali lebih lagi potensi, bakat serta prestasi kita sehingga kita menjadi seorang jomblo yang berkualitas.

  • Semoga Bermanfaat
    Source:
    http://ariefbudiyantoo.blogspot.com/2013/03/kebiasaan-baik-saat-jomblo



    Friday, June 21, 2013

    Tidak Laku vs Jomblo Berkualitas

    Saya katakan status jomblo untuk pemuda atau pemudi yang non-married lebih bisa dibanggakan daripada status in relationship yang tidak jelas, Ini bukan sebuah apologi dari orang-orang yang mungkin dikatakan “tidak laku”, tapi ini sebuah status dimana pemiliknya bisa berjalan dengan kepala tegak bahwa dia benar-benar menjadi manusia yang seutuhnya, yang benar-benar merdeka.

    Saya tidak akan membuat definisi lagi tentang arti jomblo dan sejarahnya, karena semua sudah paham arti jomblo itu. Kalau kata ulama kita, “ta’rif mu’arraf jahlun bihi”.

    Jomblo ada dua jenis:

    Pertama status jomblo karena “pilihan”, artinya memang tidak mau terlibat dalam hubungan apapun dengan lawan jenis diluar garis-garis resmi. Sebenarnya dia bisa melakukan hubungan itu kalau dia mau, tampang OK, pendidikan tidak kurang, dompet juga mendukung, tetapi dia lebih memilih menjadi jomblo ketimbang harus pusing dengan “perbudakan” in relationship yang abu-abu. Motifnya memilih jomblo adalah takut pada Tuhan, dan dia tidak mau mengurangi kenikmatan in relationship hakiki yang saatnya belum tiba. Itulah “jomblo pilihan” yang mana malaikat saja mengacungi jempol “Like” dan mengepakkan sayap-sayap mereka, itulah pemuda dan pemudi yang termasuk salah satu dari 7 orang spesial besok di Padang Mahsyar.

    Kedua, jomblo terpaksa, mereka adalah orang-orang yang “terpaksa” menyandang status jomblo karena memang tidak mampu bersaing untuk masuk dalam dunia “in relationship“, karena berbagai hal, mungkin tampangnya agak “tablo“, atau dompetnya tipis, atau memang tidak punya “bargaining” apa-apa untuk ditawarkan. Padahal ingin punya pacar, tapi apa daya, tidak laku. Orang seperti ini sangat disayangkan, persis seperti “Yahudi miskin”, dunia tidak dapat, akhirat juga sengsara. Dengan rasa terpaksa dia memutuskan menjadi jomblo.
    Alasannya

    Banyak saya lihat tulisan uneg-uneg para Facebooker, khususnya malam Minggu, “Iri euy, lihat temanku jalan bergandengan tangan dengan pacarnya”, “Asiknya punya pacar, ada yang perhatikan…”, “Huft… dasar, cowok buaya!”,”Sayang, luplup uuuu…muach….”,”Saya suka punya pacar yang setia nggak pembohong dan bukan buaya!!”, dan seterusnya. Apa yang terbesit dalam pikiranmu saat membaca hal-hal itu?

    Masa muda, saat-saat indah berkarya, masa mengukir tinta emas untuk sejarah pribadimu paling kurang, kalau tidak mau mengukir sejarah untuk bangsamu. Semua orang besar yang namanya tertulis dengan tinta emas di sejarah umat manusia, memulai karirnya pada masa muda, tidak ada yang melewati masa mudanya dengan pacaran kemudian besok tua dia jadi orang besar!

    Masa muda cuma sekali, nikmatilah dengan mewarnainya dengan menata diri, pendidikan, ibadah, cinta dan hati. Masa muda terlalu indah untuk dilalui dengan pacaran dan memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dipikirkan. Anak orang tanggungjawab bapaknya, kamu tidak usah repot-repot mengontrol jam makan dan jam tidur mereka. Kerajinan kamu, tiap jam nanyain dia udah makan, udah minum vitamin, udah mandi, dan seterusnya.

    Saya heran, swear heran banget, kok bisa iri dan “pengen” saat melihat temennya pacaran, apakah tidak ada lagi figur yang pantas diirikan dan dicemburui, Jarang ada yang mengatakan iri saat melihat temannya selesai skripsi setengah semester, melihat temannya lulus S1 dalam waktu 3 tahun sekian bulan, melihat temannya tidak pernah kelewatan shalat dhuha, puasa Senin Kamis, datang tepat waktu kalau ada janji…..

    Pertama masalah public figure, anak muda Indonesia mungkin memang kekurangan public figure yang hidup di zaman mereka, jujur saja kita hidup di abad 21, tidak relevan kalau harus diberi gaya hidup para sahabat dan tabiin dengan berbagai “keajaiban” hidup mereka. Saya katakan demikian bukan saya tidak mau mencontohi gaya hidup mereka, na’udzubillah… Mereka semua teladan yang kalau diikuti, insya Allah ujung “parkiran” kita surga. Tapi harus kita sadari, dalam hidup itu ada “tsawabit” hidup (hal prinsip yang tetap) dan juga “mutaghayyirat“nya (hal yang bisa berubah).

    Contohnya saja kesederhanaan hidup yang diajarkan oleh sahabat dan tabiin, mereka hidup apa adanya, pakaian tidak mewah, tidak punya kendaraan mewah, tidak punya kebiaasaan-kebiasaan yang kita praktekkan sekarang. Sederhana sampai hari kiamat adalah sifat terpuji yang harus diteladani, karena itu adalah tsawabit hidup, tapi implementasinya dengan tidak memakai pakaian mahal, tidak naik mobil mewah, bukanlah hal yang “wajib” diikuti untuk mencapai sebuah makna kesederhanaan, karena implementasi kesederhanaan itu memang tergantung lingkungan dimana kita hidup.

    Contoh lain, Sayyidah Shufiyyah Rabi’ah Adawiyyah, wanita yang terkenal dengan cintanya yang begitu besar pada Penciptanya, sehingga dia berani mengatakan, “Ya Tuhan, kalau seandainya saya beribadah pada-Mu karena mengharap surga-Mu, maka jauhilah saya dari surga, kalau saya beribadah pada-Mu karena saya takut neraka-Mu, maka lemparkanlah saya ke dalam neraka”, dia hidup menyendiri, mengkhususkan diri untuk beribadah dan menjauhi keramaian dunia.

    Cinta kepada Allah adalah tsawabit, yang sampai hari kiamat juga wajib kita punyai, tetapi implementasi sayyidah Rabiah Adawiyyah zaman dulu, tidak harus kita ikuti, bahkan kalau kita ikuti malah akan bertentangan dengan kehidupan kita sekarang, dimana dunia selebar daun kelor, kita hidup berdampingan saling bergantung dan membutuhkan, gaya hidup menyendiri tidak laku lagi. Bahkan itu akan bertentangan dengan hadis rasulullah yang artinyam “siapa yang tidak peduli terhadap urusan umat islam, maka dia bukan bagian dari mereka”, kalau hidup hari ini menyendiri, kapan kita mau berbuat untuk ummat?

    Public figure yang benar-benar bisa ditiru untuk memberikan warna dan gaya hidup zaman ini jarang ada, ada orang yang mengajarkan kita dan mengajak kita untuk hidup sederhana, kuat dan penuh rasa tanggungjawab, tapi lagi-lagi contohnya orang-orang yang hidup 13 abad yang lalu, dimana mereka masih berpikiran bahwa “mustahil besi bisa terbang”, sedangkan hari ini besi dengan berat ratusan ton bisa melayang terbang di langit!

    Karena tidak ada public figure yang bisa menjawab gaya hidup mereka, akhirnya pelarian anak muda ke selebritis dan pemain bola. Bintang Korea, biarpun cowoknya cengeng-cengeng, tapi banyak banget anak-anak muda kita yang “gila” sama mereka, mulai dari gaya rambut sampai pakaian ikut ditiru. Tragis benar nasib mereka yang suka ikut “budaya nebeng”, tetapi public figurenya salah.

    Tetapi, itu semua bukan alasan untuk mengatakan semua itu, nabi kita mengajarkan kita, “Kalau di dunia tidak ada public figure yang bisa diteladani, kenapa bukan kamu yang menjadi orang itu? Jadilah kamu itu dia!”. Nabi kita mengajarkan kita untuk selalu bisa menjadi penyempurna setiap kekurangan yang ada dalam masyarakat kita, meskipun hanya menyingkirkan duri kecil dari pinggir jalan.

    Ayo, kalau tidak bisa menjadi public figure untuk seluruh pemuda pemudi Indonesia, paling tidak kamu bisa menjadi public figure di rumahmu sendiri, tetanggamu, dan teman-temanmu. Lebih baik kamu menjadi kepala ikan teri yang bisa memimpin sekelompok kecil kepada kebaikan, daripada kamu menjadi ekor ikan paus besar yang hanya ikut-ikutan kemana orang lain menyetirmu.

    Kedua, menjadi jomblo yang high-qualified, kamu tidak bisa menafikan status non-maried yang tidak jomblo akan mengurangi prestasi, uang dan kebebasan berekspresi. Orang-orang yang nggak punya kerjaan saja yang terlibat dalam dunia itu. Jomblo bukanlah tujuan hidup jomblo adalah detik-detik penantian pasangan yang dikrim Tuhan.

    Seorang yang ingin menjadi high-qualified jomblo layaknya pemuda “ideal” yang dijadikan panutan dan public figure dalam lingkungannya, untuk mencapai itu tidak semudah membalikkan tangan, syarat pertama pastinya harus benar-benar percaya pada Allah dan selalu mengerjakan shalat 5 waktu tepat pada waktunya. Apa hubungannya? Waktu kamu shalat tepat waktu, shalat itu mengatakan dengan suara yang tidak bisa kemu dengar, tetapi penduduk langit mendengarnya, “Karena kamu selalu menjaga saya, maka saya akan menjagamu”. Salah satu hal yang dijaga adalah in relationship di luar garis-garis resmi yang legal.

    Untuk menjadi jomblo pilihan dan hidup sebagai public figure, kamu harus punya skill yang bisa mendongkrak semangatmu untuk terus maju dan mencapai hal-hal baru dalam hidupmu, dan itu pasti benyak menyita waktu, dengan itu kamu akan lupa dan merasa in relationship di luar garis legal adalah bullshit dan wasting time. Jadi, hanya pengangguran yang merelakan waktunya untuk pacaran, tetapi para jomblo pilihan selalu memanfaatkan waktu untuk hari esok, karena dia tahu bahwa matahari yang terbit besok pagi bukanlah matahari yang dia lihat tadi pagi. Setiap detik yang terlewati adalah proses peningkatan kualitas diri, ibadah, pendidikan, penataan hati dan cinta.

    Kamu itu diciptakan Allah dengan banyak kelebihan, salah satunya kemampuan untuk menjadi high-qualified jomblo, tetapi kamu tidak sadar, dan akhirnya potensi-potensi itu tenggelam. Sebut saja Kareem Salamah, first American Muslim country music singer, lulusan fakultas Chemical Engeneering University of Oklahoma dan Fakultas Hukum dalam waktu yang sama di University of Iowa. Anak muda yang memanfaatkan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Saya tidak mengambil Kareem sebagai contoh pemuda sempurna seperti Usamah bin Zaid, tetapi untuk seorang anak muda yang hidup di Amerika Serikat, bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya, sangat patut diberikan two thumbs up.

    Coba lihat dan perhatikan, potensi apa yang tersimpan dalam diri kamu, saya yakin banyak, kalau kamu dapat sedikit saja, langsung kamu gali dan keluarkan, karena hanya sekaranglah saatnya, masa muda cuma sekali, maka manfaatkan semaksimal mungkin. Tinggalkan pacarmu, tinggalkan kekasih gelapmu, tinggalkan sayang-sayanganmu, mulailah hidup baru sebagai high-qualified jomblo, untuk masa depanmu dan orang sekitarmu yang lebih cerah.


    Dan, katakan pada dunia…”Saya memilih jadi jomblo bukan karena tidak laku, tetapi saya mempersiapkan diri untuk hari esok, kalau sudah saatnya melepaskan status jomblo itu, maka saksikanlah bahwa saya adalah high-qualified suami buat istri terbaik, high-qualified ayah buat anak-anak terbaik, dan high-qualified anggota masyarakat untuk masyarakat terbaik yang dijanjikan Tuhan….”lafatahna alaihim barakaatim minassama’i wal ardh…”.

    Semoga Bermanfaat




    Saief Alemdar, Lc

    Friday, June 14, 2013

    Istikhoroh (Tidak) Menipuku

    Terimakasih Syaitan
    Mungkin Saja Engkau Telah Mengaburkan Istikhorohku

    Tak pernah terbersit sedikitpun untuk memilikinya
    Karena memang sudah ada yang semacamnya
    Hanya saja istikhoroh, menunjukkannya tepat di muka
    Ia menyendiri dan berbeda

    Dekat dan sangat dekat
    Awal yang tak ada rasa, berubah menjadi ketagihan tak terkira
    Akhirnya, tergiur penasaran ingin menyapa

    Beristikhorohlah, bagaimana cara mendapatkan ia seutuhnya

    Menjawablah pilihan pertama, kalau tak bisa menjadi lebih baik
    Maka tak akan pantas mendapatkannya

    Jadi, perubahan harus dilakukan!!

    Namun.. perubahan tak sesuai harapan

    Akhirnya malah memaksa diri, sampai batas kemampuan
    Sampai menyerah dan putus asa
    Dan masih tak mampu merubah diri untuk menjadi yang lebih

    Sementara saat menyerah, saat itu pula rasa kehilangan terasa
    Kehilangan karena terlanjur ditinggal pergi
    Kehilangan karena pernah merasa memiliki

    Menjawablah pilihan kedua
    Jika tak bisa menjadi lebih baik, maka ikhlaskanlah

    Daripada memaksa diri
    Ternyata..lebih mudah untuk belajar ikhlas tak perduli
    Ikhlas kepada sesuatu yang memang tak pernah dimiliki

    Dimana letak sukarnya??

    Aku disini malah bersemangat merubah diri!!


    Terimakasih ku ucapkan kepada:
    • tiga ular yang menghadang jalan siang ini
    • anak kecil yang berucap "aku tak mau pergi jika tak dibekali"
    • sahabat yang bingung akan modal usaha dan mengajak berdiskusi
    • dan kepada istikhoroh yang diniatkan untuk malam nanti
    Bahwa hidupku di sini hanya sementara, bisa saja seekor ular itu menjadi penutup akhir buku ceritaku kali ini
    Khawatirku sangat mendalam, jika aku telah pergi dan tak membawa bekal amal apa-apa.
    Akhirnya hidup itu memang perlu diperjuangkan


    Beribadahlah.."seolah" engkau akan pergi esok hari
    Dan bekerjalah.."seolah" bus jemputanmu masih mogok di pertigaan BRI
    Dan Terus bekerjalah.."seolah" kreditanmu tak pernah bisa engkau lunasi
    Dan ikhlaskanlah..karena "memang" engkau tak pernah memiliki


    Salam Santun Menyejukkan

    Cantik Mana Sama Aku ?

    Suka Duka Menjadi Suami

    Istri: “Bajunya bagus yah?”
    Suami: “Beli.”
    Istri: “Tapi mahal.”
    Suami: “Demi istri.”
    Istri: “Lagi banyak keperluan bulan ini.”
    Suami: “Ya udah ga usah.”
    Istri: “Ok, mau deh.”
    Suami: (Garuk kepala).

    Istri: “Aku bagus ga pake ini?”
    Suami: “Bagus.”
    Istri: “Tapi kayaknya aku keliatan gemuk kalo pake ini.”
    Suami: “Ya udah pake yang lain.”
    Istri: “Tuh kaan...AKU GEMUK!”
    Suami: _'

    Suami: “Baju barunya bikin kamu makin cantik.”
    Istri: “Ooo... jadi kalo pake baju lain aku jelek?”
    Suami: (Kejang-kejang).

    Suami: “Aku anter ya.”
    Istri: “Ga usah, aku bisa sendiri.”
    Suami: “Ok deh.”
    Istri: “Kamu tega aku pulang sendirian??!!”
    Suami: (Gigit sepatu).

    Suami: “Maafin aku ya... kamu gak apa-apa kan?”
    Istri: “Aku gak apa-apa.”
    Suami: “Ok, good.”
    Istri: “KAMU GA SENSITIF!”
    Suami: (Gigit sabuk).

    Istri: “Aku dong, beli sepatu ini 150 ribu, murah ya?”
    Suami: “Di toko sana 145 ribu.”
    Istri: “APAAA...!?!?!”
    Suami: “Selisih goceng doang.”

    Istri: “Cantik mana aku sama dia?”
    Suami: “Kamu.”
    Istri: “Bohong!”
    Suami: “Ya udah, cantik dia.”
    Istri: “Kamu jahat!”
    Suami: (Melet).

    Istri: “Eh dia cantik yah?”
    Suami: “Iya, cantik.”
    Istri: “Cantik mana sama aku?”
    Suami: ...(trauma)
    Istri: “CANTIK MANAAA...!!”
    Suami: “Cantikan kamu lah sayang.”
    Istri: “Bohong!”
    Suami: (Gedubrak)

    Suami: “Tasnya 500 ribu.
    Istri: “Mahal, ga usah.”
    Suami: “Kalo yang ini 1,2 juta discon 50 %.”
    Istri: “Wow! harus dibeli ini, jarang-jarang ada diskon 50 %.”
    Suami: “HmMmm◦°◦ºº◦”

    Istri: “Baju merah atau hitam?”
    Suami: “Yang merah OK.”
    Istri: “Hitam juga bagus kan?”
    Suami: “Iya sih.”
    (Ujung-ujungnya pake yang krem).

    Istri: “Bbm-an yuk.”
    Suami: “Lagi kerja.”
    Istri: “Kamu jahat!”
    Suami: “Ok ok, ada apa?”
    Istri: “Bentar bentar... ada yang PING!”
    Suami: (Ngelus dada)

    Suami: “Mau makan apa?”
    Istri: “Terserah.”
    Suami: “Gulai kambing?”
    Istri: “Berminyak.”
    Suami: “Pepes ikan?”
    Istri: “Nggak ah, amis.”
    Suami: “Terus makan apa?”
    Istri: “Terserah.”
    Suami: (Stroke)

    Dinamika berkeluarga memang ada naik dan turunnya, tapi di situlah letak keindahannya jika kita mampu melihat dari jauh dan mau untuk sesekali menertawakan diri sendiri.

    Enjoy Your Life !








    Jomblo Tidak Akan Masuk Surga


    “Tentang Madzhab Al-Jomblo”



    Ada seorang ustadz sering kali guyonan dengan murid-muridnya. Dia sering bilang: “Ntar di surga, di pintu masuknya ada plang besar, tulisannya “MAAF JOMBLO DILARANG MASUK”. Karena memang perintah Allah “Udkhuluul jannata antum wa azwaajukum” (Masuklah ke surga kalian beserta istri-istri kalian). Maka orang-orang jomblo haram masuk surga.”

    Kata beliau melanjutkan: “Kalau belum kawin jangan mampus dulu..!”

    Amma ba’du. Memang demikian , seorang mukmin tiada akan masuk ke dalam surga kecuali dengan pasangannya. Lalu bagaimana jika ada seorang ahli surga yang meninggal dunia dalam keadaan membujang?

    Jawabannya adalah mereka oleh para arwah yang shaleh dari para anbiya’ wal auliya’ nanti dinikahkan, dikawinin di alam barzakh kepada ahlul barzakh yang lain sehingga nanti di yaumil qiyamat mereka tidak dibangkitkan kecuali dengan pasangannya.

    Kalau di dunia , banyak pula ulama yang memilih membujang. Syeikh Abdul Fattah Abi Qiddah menulis kitab berjudul ‘Ulama al-‘Azzab satu jilid penuh yang menerangkan ulama-ulama yang memilih membujang karena kesibukannya dalam menyebarkan ilmu dan hikmah-hikmah kemuliaan. Diantara mereka adalah:

    1. Imam Nawawi
    2. Bisyir al-Khafiy
    3. Az-Zamakhsariy
    4. Syeikh Ahmad ba Jahdab
    5. Syeikh Saied ali Madhaj
    6. Dan yang lainnya.

    Suatu hari Bisyir al-Khafiy ditegur sahabatnya: “Anta Tarikussunnah?” (Engkau ini meninggalkan Sunnah Nabi/menikah?)

    Sayyidina Bisyir menjawab: “Lianniy musytaghilun bil fardhi, faidzaa intahaitu ji’tu lissunnati.” (Itu karena aku sibuk mengurusi yang wajib dahulu. Nanti kalau sudah kelar baru aku akan datangi yang sunnah).

    ‘Ala kulli hal, mau menikah ataupun membujang ternyata mesti ada alasannya manakah yang lebih baik buat kemaslahatan dirinya. Ini panjang diterangkan dalam Ihya ‘Ulumiddin , dan hendaklah seorang murid yang ingin menentukan nasib status dirinya untuk membaca apa yang Imam al-Ghozali tuliskan di sana.

    Hanya saja, bayangan saya pribadi bahwa menikah itu bagi pemuda di zaman ini lumrahnya sudah menjadi kewajiban. Karena melihat keadaan kanan kiri para wanita zaman telah berbuat sembrono dalam berpakaian. Di kanan dada sedang di kiri paha. Di depan pantat dan di belakang jidat. Dengan menikah setidaknya lebih mengurangi akibat-akibat buruk dari semua itu.

    Bahkan ketika mencoba menanggulanginya dengan puasa pun banyak pemuda yang gagal. Bukan salah resepnya, tetapi salah dalam cara berpuasanya. Puasa yang bisa menahan laju nafsu hewaniyyah seorang insan adalah puasa para pelaku riyadhah. Mengurangi betul karbohidrat dan menghindari daging-dagingan.

    Adapun puasa yang hanya memindah jam waktu makan saja, menunya malah terkadang lebih fariataif malah bisa bikin nafsu menggelora seperti Kuda Binal.

    Jadi, menikahlah. Jangan mengikuti Madzhab al-Jumlu (JOMBLO). Ini insya Allah lebih menyelamatkan agama Anda sendiri. Wallahu A’lam.
    Sesungguhnya alam barzakh adalah alamnya amal. Bahkan kekuatan amal di barzakh berlipat keagungannya dibanding di alam asbah (dunia). Hilang sudah hijab dan hilang pula tasywis nafsu serta syaithannya. Alam barzakh adalah alam untuk meninggikan derajat di sisi Allah. Di dalam sana orang-orang shaleh semakin tenggelam dalam shalat-shalatnya, ibadah-ibadahnya, merasakan betul kenikmatannya. Meskipun beramal, tetapi bukan karena taklifiy (perintah syari’ah sebagaimana saat di dunia) tetapi ia adalah Darut Taraqqiy.

    Dalam Kifayatul Atqiya’ disebutkan:

    واترك من الازواج من ما ساعادت ** في طاعة واختر عزوبا فاضلا

    Watruk minal azwaaji man fii thaa’atin # Ma saa’adat wakhtar ‘uzuuban faadhila

    “Jika engkau menikah, maka jangan cari perempuan yang tidak mau (bisa) membantumu dalam taat kepada Allah. Kalau mendapatkan calon istri model begini lebih baik menjomblo saja.”

    Maka sangat penting mencari calon istri yang baik. Mereka ini nantinya yang justru jadi kekuatan ekstra suami dalam mengarungi ketaatan, jangan sampai menjadi sebab kemunduran suami di belakang hari.

    Tentu, mencari sosok an sempurna sangat tidak mudah. Jikalau seorang lelaki telah beristikharah dalam pemilihannya sesudah menyelidiki betul latar belakang calonnya, maka berhusnudzdzanlah terhadap pilihan Allah kepada dirinya. Langsung nikah...!

    Soal ternyata di belakang hari dia tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, maka ini adalah musibah yang mesti dihadapi dengan sabar. Jadikan sebagai sebuah sarana untuk semakin mengingat Allah saja







    Monday, June 3, 2013

    Menghapus Jejakmu

    JANGAN BERSEDIH ATAS KEHILANGANNYA DIA DARIMU

    Bila orang yang mencintaimu memutuskan untuk pergi meninggalkan dirimu dan engkau tahu kepergiannya untuk orang lain, bersyukurlah karena akan datang orang lain yang cintanya lebih besar dari dia yang dulu mencintaimu dan memutuskan pergi darimu.

    Ikhlaskanlah, karena meski di hadapanmu dia sudah baik tapi belum tentu dia yang terbaik untukmu. Bersabarlah, karena yang sempurna dari yang tersempurna akan dihadirkan untukmu yaitu orang yang memang ditakdirkan untukmu.

    Hentikan tangismu, karena tahukah ketika engkau menangisinya? Dia sedang berada di pelukan orang yang ia pilih menjadi pendampingnya, dan sesungguhnya air matamu bukanlah untuk orang yang tepat. Air matamu jatuh sia-sia bukan?

    Semangatlah, menantikan dia yang memang baik bukan hanya di hadapanmu tapi juga baik di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla yang akan membangun puing-puing kehancuran hatimu dengan cinta yang hanya kematian memisahkanmu dengannya.




    Seharusnya Tua Pada Masanya

    TUA PADA MASANYA ITU SEHARUSNYA, TUA SEBELUM MASANYA ITU LUAR BIASA

    “Kang, bagimu siapa orang yang paling engkau benci, engkau tak suka dan kau anggap orang yang paling salah dalam hidupmu?”

    “Tidak ada, aku tidak mau mengulangi kesalahan fatalku di masa lalu. Semua manusia sama-sama berpotensi tersiram cahaya atau terpeleset, tiap detik bahkan. Jadi tidak ada alasan gagah dariku untuk menyalah-nyalahkan siapa pun!”

    “Termasuk jika ia merugikan hidupmu?”

    “Rugi dan tidak rugi itu apa ukurannya? Jangan-jangan aku berpikir ia merugikanku padahal justru ia sedang menyelamatkanku! Aku tidak mau terburu-buru di dalam hidup ini, apalagi usiaku terus bertambah. Secara logika saja, berarti ada banyak hal yang harus aku sikapi lebih dewasa, tidak reaktif dan cengeng dengan pamer derita ke mana-mana! Seolah aku yang paling tidak bahagia! Padahal kau tahu sendiri aku belajar ilmu dari jarkoni bertahun-tahun bukan untuk mengejar hebat-hebatan, atau cuma sekedar pintar debat belaka. Ada kedalaman dan kesunyian yang aku cari, aku jalani!”


    “Kalau mau cari kedalaman ada di gua kang, kalau cari kesunyian ada di kuburan kang!”

    “Goblok, kalau hanya itu yang kau tempuh, paling pol kau cuma ketemu sepi yang engkau sangka sebagai sunyi!”

    “Maksudnya kang?”

    “Asem kie, ra paham-paham juga! Takon bu Fatin kono!”

    ^__^






    Dikutip dari fp: Anda Bertanya Kiai Jarkoni Asal Menjawab



    Facebook Comment